Dahulu dizaman Rasulullah saw ada Seorang Nabi PALSU yaitu Musailamah al-Khadzdzab yg mendakwahkan dirinya sebagai Nabi!.
Kendati Rasulullah saw berbeda keyakinan dengan Musailamah al-Khadzdzab, Rasulullah saw tidak serta merta mengintimidasi apalagi MEMBUNUH nya. Beliau menegurnya secara santun melalui suratnya :
_"Bismillahir-Rahmanir-Rahim. Dari Muhammad Rasulullah untuk musailamah al-Kadzdzab. Semoga keselamatan bagi orang yg mau menerima petunjuk Allah, amma ba'du. Bumi ini milik Allah yg diperuntukan bagi hamba-Nya yang bertaqwa"_.
Isi suratnya hanya itu. Tanpa intimidasi maupun intervensi serta tanpa kekerasan, apalagi pembantaian secara keji, padahal jumlah kaum muslimin pada saat itu sangat mungkin untuk melakukannya. Inilah reaksi damai Nabi Asli kepada Nabi Palsu.
Secara pribadi sangat mungkin Rasulullah saw marah dan geram. Namun sebagai seorang Rasul yg mengemban misi damai bagi semesta Alam, kemarahan dan kegeraman yg berpotensi memantik kekerasan itu diredamnya. Geram tanpa memukul dan marah tanpa mencerca, menghina apalagi membantai. Inilah ajaran yg adiluhung.
Bahkan kepada FIR'AUN yg nyata - nyata kekafirannya karena mengaku sebagai tuhan sekalipun, Nabi Musa dan Nabi Harun dititah untuk berturur kata lemah lembut kepada FIR'AUN. (Q.S Thaha 43 - 44).
إذهبا إلى فرعون إنه طغى فقولا له قولا لينا
_*Pergilah kalian berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya ia telah melampui batas. Baka berbicaralah kalian berdua kepadanya dengan kata - kata yg lemah lembut*_.
Ber'amar ma'ruf Wannahyu 'anil-Munkar (Menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran) itu dilakukan dengan tiga langkah kreatif sesuai dengan firman Allah Q.S an-Nahl 125 :
- Melalui Kebijaksanaan (Bil- Hikmah)
- Nasihat yang positif (al-Mauizhoh al-Hsanah)
- Dialog yg elegan (Jadilhum billati Hiya Ahsan).
Inilah yg di ikuti oleh para sahabat nya Rasulullah saw. Kendati geram dan marah, mereka tidak main hakim sendiri atau membuat gerakan - gerakan diluar komando Rasulullah saw. Ini berbeda dengan sekelompok umat Islam di negeri ini, yg gemar melangkah diluar jalur komando Nabinya. Efeknya, tentu saja menegatifkan citra Islam sebagai agama damai dan rahmat bagi semesta. Kita sendiri yg akhirnya dirugikan.
Wallahu A'lam.
*Oleh* : al-Faqir Sumitra Nurjaya
(Pimpinan Majlis Ta'lim al-Kamal dan Ponpes Salafiyah Miftahussurur Medan)
No comments:
Post a Comment