HUKUM PELAKU MAKSIAT YANG MENERIMA ZAKAT

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i

(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Pertanyaan :

Seorang pelaku maksiat (fasiq), seperti orang yang tidak melaksanakan shalat. Apakah ia berhak menerima zakat?

Jawab :

Menurut pendapat yang paling kuat dalam madzhab Syafi'i (Qoul Ashoh). Seorang pelaku maksiat (fasiq), seperti orang yang meninggalkan sholat tidak boleh diberikan zakat.

Sementara, menurut pendapat yang kedua (Qoul Shohih), yang menjadi muqobil (lawan) Qoul Ashoh nya. Bahwa orang yang meninggalkan shalat tetap boleh menerima zakat. Apabila ia termasuk daripada asnaf yang delapan. Namun, bila ada dugaan yang kuat bahwasannya harta zakat itu akan digunakan untuk maksiat, maka hukumnya menjadi haram.

Kesimpulan :

Melihat dari kedua pendapat diatas, sebaiknya kita mengamalkan pendapat yang kedua. Sekalipun pendapat kedua merupakan Qoul dhoif (pendapat yang lemah). Hal tersebut masih dibenarkan untuk mengamalkannya karena statusnya bukan sebagai fatwa. Sekaligus berniat ta'aful kepada si penerima zakat agar tergerak hatinya ke masjid (melaksanakan shalat).

والله اعلم

Rujukan :

1. Kitab Hasyiyah I'anatuth Tholibin, juz 2.

2. Kitab Busyrol Karim.

Dalam Sebuah Riwayat Yang Terdapat Di Kitab Mathlaul Badrin, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari Meringankan Dakwah dan Para Penuntut Ilmu dengan cara Donasi

Anisah Izzati

BRI 53070102629753

FOLLOW US ON

Facebook

https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram

https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz

https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website

https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube

https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person

+62812-6084-9711