Seorang pengajar jangan sampai merasa yang membuat pintar murid - muridnya adalah dirinya. Karena yg membuat pintar itu adalah Gusti Allah. Sehingga dalam mengajar hendaknya tidak diniati untuk membuat pintar orang lain, sebab jika murid ternyata tidak pintar, akhirnya menyebabkan si pengajar menjadi tidak ikhlas dan marah - marah.
Mengajarlah dengan niat *Nasyrul-Ilmi* (Menyebarluaskan ilmu).
Adapun seorang pelajar dalam belajar jangan sampai beranggapan bahwa yg membuat pintar dirinya adalah majlis atau pondoknya. Inti dari semua itu, faham atau tidak faham yang penting Ngaji, yg penting belajar. Faham atau tidak faham yang penting hadir di majlis, hadir di pondok.
Yg penting belajar saja dengan sungguh - sungguh, kepintaran itu hadiah dari Gusti Allah.
Tapi yang jelas bahwa Usaha tidak akan mengkhianati Hasil.
Sekalipun anda tidak dapat memahami materi yg disampaikan, tp dengan hadirnya anda di majlis tersebut, setidaknya mendapatkan berbagai macam fadhilah (keutamaan) menuntut ilmu atau fadhilah (keutamaan) majlis yg banyak ragamnya.
Niatkan hadirmu di majlis adalah untuk mensyukuri nikmat Akal yg diberikan oleh Gusti Allah.
Dengan niat - niat seperti ini, menjadikan hati kita tidak bergantung kepada makhluk"_.
Disampaikan pada kajian tauhid, kitab _*Bidayatul Hidayah*_, 8 Januari 2020 di kediaman al-Ustadz Wardhani/Majlis Ta'lim al-Kamal Lubuk Pakam.
*Oleh* : al-Ustadz Sumitra Nurjaya (Pimpinan Majlis Ta'lim al-Kamal/Ponpes Salafiyah Miftahussurur)
No comments:
Post a Comment