Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd.i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)
Garam didalam masakan itu bentuknya tidak terlihat, tetapi sangat mempengaruhi cita rasa masakan. Begitu pula dengan berdakwah, filosofi garam itu musti diterapkan agar mudah diterima di masyarakat luas.
Orang jawa punya tradisi menaruh sepiring nasi dan lauk, lalu ditaruh ke pojok rumah apabila ada anggota keluarganya yang wafat. Entah dengan tujuan apa hal itu dilakukan. Ada yang mengatakan sebagai sesaji untuk arawah yang wafat. Pada suatu hari, ada yang bertanya mengenai hukumnya kepada seorang Kyai.
👨 : "Bagaimana hukumnya melakukan hal seperti itu Kiai?"
👳♂ : "Silahkan, tapi ya mbok jangan hanya satu piring. Buat 40 piring".
👨 : "Ya terus 40 piring itu letak dimana Kiai?"
👳♂ : "Undang tetangga, beri setiap orang 1 piring".
Mereka akhirnya memiliki tradisi tahlilan dan sedekah saat kerabatnya wafat. Menggantikan tradisi sesajen yang sebelumnya mengakar kuat dari ajaran nenek moyangnya.
Orang hindu paling sakit hatinya, sedih dan marah apabila melihat sapi disembelih. Karena menurut kepercayaan mereka, Tuhan mereka itu adalah Sapi/Lembu. Untuk menarik simpati agar Orang Hindu mau memeluk Islam, Sunan Kudus melarang penyembelihan sapi. Namun diganti dengan menyembelih Kerbau, Kambing, Domba dll (kecuali Lembu/Sapi). Masyarakat akhirnya lambat laun menerima dengan tulus dakwah beliau dan akhirnya berbondong memeluk Islam.
Catatan Penting!!
Merubah tradisi dan kepercayaan yang telah mengakar kuat membutuhkan perjuangan dan proses lama. Namun para Ulama terdahulu, dengan Filosofi Garamnya mampu melakukan hal itu dalam waktu yang relatif singkat dan hasil yang sangat luar biasa. Jika ingin sukses dalam dakwah, tirulah metode yang telah terbukti cocok dengan masyarakat Indonesia.
Apabila dakwah dengan nada geram (emosi) dan gampang mengkafir-kafirkan (membid'ah-bid'ahkan), kagak bakalan laku disini. Kecuali bagi segelintir orang yang telah kehilangan arah dan tujuan.
Dalam Sebuah Riwayat Yang Terdapat Dalam Kitab Mathlaul Badrin, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".
Mari Meringankan Dakwah dan Para Penuntut Ilmu dengan cara Donasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753
FOLLOW US ON
Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/
Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id
Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne
Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com
Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM
Contact Person
+62812-6084-9711
No comments:
Post a Comment