Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)
Rujukan dari Kitab Jami'us Shoghir, Hadits no.6 :
آخر ماأدرك الناس من كلام النبوة الأولى "إذا لم تستح فا صنع ما شئت
Artinya : "Ucapan terakhir yang diketahui manusia dari ucapan kenabian pertama yaitu apabila engkau tidak merasa malu, maka lakukanlah apa yang engkau inginkan".
Penjelasan :
Barangsiapa yang tidak punya sifat malu, berbuatlah sesuka hati.
Imam al-Munawi menyebutkan dalam Kitab Faidhul Qodir Syarh Jami'us Shoghir :
"Malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan - perbuatan yang buruk dan tercela. Sehingga sifat malu tersebut menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat, serta mencegah dari sikap melalaikan hak orang lain".
Malu terbagi kepada 3 macam :
(1) Malu yang mendatangkan pahala, yaitu sifat malu melakukan perbuatan maksiat. Orang yang menjaga dirinya dari melakukan maksiat disebabkan malu kepada Allah, maka malu jenis ini mendatangkan pahala.
(2) Malu yang mendatangkan dosa, yaitu sifat malu melakukan ibadah wajib. Seumpama seseorang ketika diajak temannya untuk melaksanakan sholat fardhu. Ia pun menjawab "Nantilah, saya belum siap, malu saya mau shalat". Atau seorang wanita ketika diserukan kepadanya untuk menutup aurat, ia pun berujar "Nantilah, saya belum siap untuk menutup aurat, saya malu karena hati saya masih kotor". Maka malu jenis ini mendatangkan dosa.
(3) Malu yang tidak mendatangkan pahala maupun dosa, yaitu malu thobi'at. Seumpama seseorang yang dimintai sambutan dalam sebuah acara, namun ia menolaknya karena sebab malu.
Syaikh Ibnul Qoyyim berkata :
"Kuatnya sifat malu pada diri seseorang disebabkan kondisi hati yang hidup. Sedangkan sedikit sifat malu disebabkan kematian hati".
Hati seorang hamba akan menjadi sehat dan kuat apabila pemiliknya menempuh 3 tindakan, yaitu :
(1) Menjaga kekuatan hati. Kekuatan hati akan terjaga dengan iman dan wirid-wirid ketaatan.
(2) Melindunginya dari segala gangguan/bahaya. Perkara yang membahayakan itu adalah dosa.
(3) Kemaksiatan dan segala bentuk penyimpangan. Mengeluarkan zat-zat perusak yang mengendap di dalam dirinya. Yaitu dengan senantiasa melakukan taubat nasuha dan istighfar untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Setidaknya ada 5 hal yang dapat mengobati hati, yaitu : (Kitab Kifayatul Atqiya : karya Sayyid Abu Bakr)
(1) Membaca Al-Qur’an dengan penghayatan arti dan maknanya.
(2) Membiasakan diri dalam kondisi tidak kenyang atau dengan banyak berpuasa.
(3) Beribadah diwaktu malam, baik dengan shalat, membaca Al-Qur’an, berdzikir dan sebagainya.
(4) Mendekatkan diri kepada Allah sedekat dekatnya di waktu sahur.
(5) Berkumpul dengan orang-orang yang shaleh, yang dapat membimbing dan menjadi cermin kehidupan yang lebih baik.
والله اعلم
KETERANGAN :
Tulisan ini merupakan RANGKUMAN dari Kajian Hadist (Kitab Jamius Shoghir). Dilaksanakan setiap hari, bada subuh-Isyroq, kecuali minggu pagi. Di Sekret Majelis Taklim Al-Kamal Medan (Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan), Jln. Garu 2B Gg. Setia Medan Amplas.
Dalam Sebuah Riwayat Yang Terdapat Di Kitab Mathlaul Badrin, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".
Mari Meringankan Dakwah dan Para Penuntut Ilmu dengan cara Donasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753
FOLLOW US ON
Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/
Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id
Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne
Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com
Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM
Contact Person
+62812-6084-9711
No comments:
Post a Comment