Monday, October 5, 2020

HUKUM MEMPERCAYAI HARI NAAS (SIAL)

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Rujukan dari Kitab Jami'us Shoghir, Hadits no.8 :

آخر أربعاء في الشهر يوم نحس مستمر

Artinya : "Hari Rabu terakhir dalam sebulan terjadinya naas (sial) terus - menerus".

Penjelasan : 
Berhati - hatilah pada hari rabu terakhir dalam setiap bulan karena Allah SWT bisa saja menurunkan azab pada hari tersebut (kepada para pendosa) seperti telah menimpa umat - umat sebelum kita. Oleh karena itu perbanyaklah taubat. Penjelasan lainnya adalah Allah SWT telah menetapkan naas (kesialan dan keburukan) pada hari tersebut sebagai balasan kepada orang-orang yang durhaka, sombong dan melampaui batas.

Ketetapan hari sial tersebut sama seperti Allah SWT telah menetapkan turunnya berkah pada malam Lailatul Qadar dan malam Nisfu Sya`ban. Jadi yang dimaksud hari naas adalah hari naas bagi para pendosa karena bisa saja Allah SWT menimpakan siksaan pada hari tersebut. Bukan hari dimana kita harus berhenti melakukan aktifitas karena takut kesialan.

Maksudnya adalah apabila seseorang meyakini secara muthlaq bahwa hari tertentu bisa membawa keberuntungan atau kesialaan (naas), tanpa campur tangan Allah. Maka hukumnya haram bahkan dihukumi KUFUR.

Namun hukumnya tidak menjadi haram, apabila ia meyakini bahwa yang mendatangan keberuntungan atau kesialaan (naas) semata mata hanya Allah SWT. Sedangkan hari baik/naas, mereka meyakininya hanya sebuah kebetulan saja. I'tiqod (keyakinan) seperti ini tidaklah haram.

Pertanyaan :
Mencari perhitungan hari baik/buruk untuk melakukan hajatan, apakah termasuk syirik?

Jawab : 
Imam Syafi'i berkata sebagaimana dikutip oleh Asy-Syaikh Burhanuddin bin Firkah : "Jika ada seorang ahli nujum (praktisi supranatural) yang mengatakan bahwa kita harus meyakini dan mengimani yang menyebabkan baik/buruk semata - mata adalah Allah, bukan yang lain. Adapun ini adalah hari baik, ini adalah hari naas (sial), itu hanya berdasarkan kebiasaan saja. Karena baik-buruk itu muthlaq datangnya dari Allah SWT". Ucapan seperti ini menurutku (Imam Syafi'i) tidaklah mengapa.

Hanya saja harus diakui bahwa praktek semacam ini beresiko pada ketergelinciran dalam hal aqidah. Para ahli nujum (praktisi supranatural) yang biasa merumuskan perhitungan hari seperti ini, banyak yang tidak faham soal aqidah. Sehingga para Ulama memperingatkan agar tidak mendatangi atau mempercayai mereka.

(Kitab Thobaqot Syafi'iyyah Al-Kubro : Imam As-Subki : Juz-11 : Hal-102)

KETERANGAN :
Tulisan ini merupakan RANGKUMAN dari Kajian Hadist (Kitab Jami'us Shoghir). Dilaksanakan setiap hari, bada shubuh - Isyroq, di Sekret Majlis Taklim Al-Kamal Medan (Pondok Pesantren Muftahussuruur Medan), Jln. Garu 2B Gg. Setia, Medan Amplas.

والله اعلم


Dalam Sebuah Riwayat Yang Terdapat Di Kitab Mathlaul Badrin, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari Meringankan Dakwah dan Para Penuntut Ilmu dengan cara Donasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON
Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711

No comments:

Post a Comment

PESAN BERHARGA UNTUKMU

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i  (Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan) Diantara pesan...