Monday, October 5, 2020

SIKAP YANG BENAR BAGI SEORANG MU'MIN MENYIKAPI WABAH CORONA

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Pertanyaan :
Bagaimana seharusnya seorang mukmin menyikapi wabah Corona??

Jawab :
Sikap yang benar bagi seorang mukmin dalam menyikapi wabah Corona adalah dengan ber-tawakkal kepada Allah SWT. Sebagaimana yang lazim kita ketahui, bahwa Tawakkal itu adalah berdoa (berpasrah) kepada Allah SWT tanpa meninggalkan Usaha. Silahkan merujuk kepada kitab - kitab yang membahas tentang Bab Tawakkal di dalamnya.

Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwasannya seorang muslim dalam menyikapi wabah corona ini bukan hanya sebatas berdoa (pasrah) begitu saja. Melainkan harus dilakukan usaha - usaha prefentif dalam mencegah tertular virus ini. Yaitu bisa dengan cara mengikuti protokol - protokol kesehatan yang disampaikan pemerintah.

Ingat!!! Tawakkal itu (doa/kepasrahan di barengi USAHA). Yang penting usaha maksimal agar tidak tertular, sekaligus berdoa minta penjagaan kepada Allah SWT. Setelah itu pasrah kepada Allah SWT. Ini baru benar dan inilah hakikat tawakkal.

Tapi, kalau sikap anda acuh tak acuh. Hanya mengandalkan doa dan kepasrahan, tanpa berusaha mencegah tertular virus tersebut.  Ini bukan tawakkal, tapi sebuah sikap pesimis dan sombong.
Anehnya, orang - orang seperti ini malah merasa telah beriman dengan keimanan yang kokoh. Padahal sebaliknya. Ini kriteria hamba ghurur (hamba yang tertipu).

Anda bekerja mencari nafkah, itu berarti anda tawakkal kepada Allah. Kerja itu kan termasuk USAHA/ikhtiyar. Coba kalau anda hanya mengandalkan doa dan kepasrahan saja, tanpa usaha/ikhtiyar. Apakah anda akan mendapatkan uang untuk menafkahi keluarga anda? Tentu tidak kan. Anda bekerja, anda berdagang dan menggeluti berbagai profesi lainnya. Hal itu karena anda faham, bahwa uang tidak akan datang dengan sendirinya tanpa dibarengi usaha. Nah, sampai disini anda berarti termasuk orang yang bertawakal.

Jadi, sikap yang benar dalam menghadapi wabah Corona ini anda cukup tawakkal saja kepada Allah SWT. Disamping doa/kepasrahan kepada Allah SWT, disertai juga usaha. Saya ulangi, inilah hakikat tawakkal yang sebenarnya.

Bagi daerahnya yang masih dalam zona aman, silahkan anda ke Masjid untuk sholat berjama'ah, shalat jum'at, menghadiri majlis ta'lim (pengajian). Tapi anda juga harus ikuti protokol - protokol kesehatan. Seperti yang saya terapkan yaitu selepas pengajian (majlis ta'lim), saya menghimbau kepada para jama'ah. Untuk tidak bersalam - salaman dan langsung pulang kerumah masing - masing, jangan ngobrol - ngobrol atau kumpul - kumpul lagi, demi menghindari berbagai bentuk keramaian.

Dan biasanya saya kalau ngajar itu maximal sampai 2 jam. Dalam situasi seperti ini saya hanya mengajar maximal 30 - 40 menit saja. Bahkan, dalam kondisi dan situasi seperti sekarang ini saya lebih aktif buat KAJIAN ONLINE via Facebook. Jadi, tidak harus berkumpul - kumpul mengadakan keramaian. Para jama'ah bisa tetap mengikuti kajian - kajian berbagai kitab yang saya sampaikan melalui Live Streaming.

Sabarlah sedikit, ini tidak selamanya kok.
Hanya beberapa bulan saja, jadi diharap berasabar. Bukankah anda yang terlalu fasih melafadzkan ayat "Innallaha Ma'asshobirin (Allah beserta orang-orang yanh sabar)". Kali ini dan dalam situasi seperti ini, anda dituntut untuk mengamalkan ayat tersebut dalam kehidupan nyata. Hayooo, buktikan...

Taukah anda? Bahwa doa menjadi penyebab paling kuat yang mampu menolak perkara - perkara yang tidak diinginkan. Perkara yang tidak diinginkan itu banyak, termasuk Wabah (Virus Corona) ini. Bahkan, secara tegas seorang Ulama Hadits terkemuka yaitu Al-'Allamah Al-Muhaddits Prof. Dr. Abuya As-Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al-Maliki Al-Hasani dalam Kitab Madza Fii Sya'ban menyebutkan :

"Bahwa doa bagaikan musuh bagi bala' yang mampu menolaknya, melumpuhkan kekuatannya, mencegah turunnya serta mengangkatnya kembali. Atau jika bala' tersebut sudah turun, maka doa akan meringankannya. Telah dijelaskan dalam Hadits, bahwa antara bala' dan doa itu memiliki beberapa tingkatan, diantaranya : (a) Adakalanya doa lebih kuat dari pada bala, sehingga doa tersebut mampu menolak bala. (b) Adakalanya doa lebih lemah daripada bala, sehingga bala akan tetap mengenai dirinya. Meskipun demikian, doa akan tetap mampu menjadikan bala tersebut terasa lebih ringan. Kuat dan lemahnya sebuah doa, hal itu bergantung kepada kuatnya hati dan keyakinan orang yang berdoa tersebut".

Selain doa, Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolany juga menyusun sebuah kitab khusus membahas masalah Wabah (Tho'un), beliau menyebutkan :

"Bahwa mempebanyak bersholawat kepada Nabi SAW menjadi sebab terbesar terhindar dari Wabah".

Jadi, banyakin doa yang sungguh - sungguh, banyakin sholawat kepada Baginda Nabi SAW dan jangan lupa pula untuk BERUSAHA. Ikuti protokol - protokol kesehatan yang telah ditentukan.

Semoga tulisan singkat ini membuka wawasan kita semua. Jadilah muslim yang beriman dan cerdas. Semoga Allah SWT segera angkat wabah ini secepatnya.
Semoga Allah SWT jaga seluruh umat Muslim di dunia dari wabah ini. Yang sakit segera disembuhkan. Yang wafat dinilai sebagai syahid dan keluarganya diberi ketabahan. Aminnn...

والله اعلم


Dalam Sebuah Riwayat Yang Terdapat Di Kitab Mathlaul Badrin, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari Meringankan Dakwah dan Para Penuntut Ilmu dengan cara Donasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON
Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711

اللهم صل وسلم علی سيدنا محمد وعلی آل سيدنا محمد

No comments:

Post a Comment

PESAN BERHARGA UNTUKMU

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i  (Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan) Diantara pesan...