Friday, October 9, 2020

MENDAKWAHI TUHAN DENGAN KELEMBUTAN

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Siapa yang tidak kenal Rames Akbar II alias FIR'AUN? Penguasa Mesir yang mengaku bahwa dirinya adalah "Tuhan Tertinggi".

Allah SWT berfirman :

فقال أنا ربكم الأعلى

Artinya : "Berkata ia, (Akulah tuhan kalian yang paling tinggi)". (QS. An-Nazi'at : 24)

Atas klaim Fir'aun inilah, Nabi Musa dan adik sekaligus juru bicaranya (Nabi Harun). Mendapat mandat khusus, untuk mendakwahi Fir'aun si tuhan jadi-jadian itu. Tepatnya setelah ia Uzlah (menyendiri) ke Bukit Tursina. Mandat yang teramat berat, sebab Fir'aun adalah ayah angkatnya sendiri yang merawatnya sejak bayi sekaligus membesarkannya.

Sebelum melaksanakan titah ini, Allah SWT menitipkan pesan penting kepada Nabi Musa dan Nabi Harun. Terkait tentang trik mengajak ayah angkatnya itu kepada KEBENARAN. Cara ini penting, kendati hasil akhirnya hak prerogatif Allah SWT sepenuhnya.

Allah SWT berfirman :

اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ .فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

Artinya : "Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut. Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. Thoha 43 - 44)

Lihatlah, kepada Fir'aun saja yang mengakui dirinya sebagai tuhan. Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun untuk mendakwahinya  dengan kata - kata yang lemah lembut.

Bagaimana lagi kepada selain Fir'aun?
Bagaimana lagi kepada sesama Muslim? 
Apakah ada didunia ini orang yang lebih buruk dari Fir'aun?

Terkait cara meluruskan kemungkaran (keburukan), ada sebuah ungkapan Ath-Thariqah Afdhal min Al-Madah (cara lebih utama dari subtansi). Subtansi yang bagus dan disampaikan dengan cara yang buruk, akan mubazir dan bahkan menjadi buruk. Subtansi yang biasa dan disampaikan dengan cara yang bagus, akan menjadi luhur.

Kemungkaran (keburukan) apapun yang dilakukan oleh siapaun. Karenanya harus diluruskan, kendati hanya mendoakannya sebagai ajakan yang paling lemah. Inilah tugas suci berat yang diemban oleh Nabi Musa. Mendakwahi sosok angkuh yang telah merawatnya hingga dewasa.

Catatan Penting : 
Berdakwah atau mengajak kebaikan dengan kelemah lembutan mesti dikedepankan. Termasuk pada tuhan jadi-jadian semacam Fir'aun.

(Disampaikan oleh Habib Syafiq bin 'Ali Ridho BSA, di Majlis Ta'lim Al-Kamal Medan, pada tanggal 01 Desember 2019)

والله اعلم


Dalam Sebuah Riwayat Yang Terdapat Di Kitab Mathlaul Badrin, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari Meringankan Dakwah dan Para Penuntut Ilmu dengan cara Donasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON
Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711

No comments:

Post a Comment

PESAN BERHARGA UNTUKMU

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i  (Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan) Diantara pesan...