Wednesday, June 9, 2021

PESAN BERHARGA UNTUKMU

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i 
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Diantara pesan-pesan penting yang disampaikan oleh Al-Ustadz Sumitra Nurjaya selama Ngaji Balagh Ramadhan 2021, antara lain : 

Pertama :
"Libatkan dirimu dalam dakwah, tidak harus menjadi Ustadz dulu baru berdakwah. Potensi apapun yang anda miliki, bisa menjadi ladang dakwah. Contohnya, anda punya potensi dalam bidang IT maka anda gunakan potensi itu untuk dakwah (semisal buat flyer majlis, livestreaming, dokumentasi dll). Karena yang termasuk dakwah itu adalah mengajak orang lain yang tidak mau hadir majlis menjadi mau hadir majlis. Contohnya lagi, bisa berkhidmat menyusun sandal-sandal orang yang hadir majlis, perbuatan ini juga terlibat dalam proses dakwah. Dan Allah SWT menjanjikan bagi orang yang berdakwah, dapat berkumpul bersama Baginda Nabi SAW disurga nanti".


Kedua :
"Jadikanlah dirimu sebagai pembuka (jalan) kebaikan orang lain. Dari lisannya ada kebaikan, dari tangannya ada kebaikan, dari langkahnya ada kebaikan, dari hartanya ada kebaikan dan lain sebagainya. Dapat menjadikan orang yang jahat menjadi baik. Orang yang semisal ini akan mendapat kebahagian di akhirat. Terlebih lagi orang yang memfasilitasi kebaikan-kebaikan, semisalnya memfasilitasi (menyediakan) tempat pengajian, kebutuhan majelis dan konsumsi untuk orang-orang bermajlis. Orang seperti ini pahalanya mengalir tiada henti-hentinya sampai akhirat. Ia akan mendapat pahala sebanyak orang-orang yang hadir di majlis tersebut.

Allah SWT berfirman :

وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ‌ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ‏

"Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung". (QS. Al-Imran : 104)


Ketiga : 
"Muallim Dalilut Tilmidz (Guru itu adalah penuntun murid). Jadi, sebagai seorang guru jangan hanya mentrasfer ilmu saja. Tapi juga dituntut untuk menjadi contoh bagi murid-muridnya. Oleh sebab itu, mengajar dan mendidik itu berbeda. Mengajar itu hanya sebatas mentransfer ilmu. Tetapi kalau mendidik, tidak hanya mentransfer ilmu saja, namun guru dituntut untuk memberi contoh-contoh budi pekerti yang baik terhadap murid-muridnya".


Keempat : 
"Diantara adab pergaulan adalah mendengarkan ucapan orang lain. Jadi, ketika teman anda sedang berbicara dengan anda, maka fokuslah mendengarkan apa yang ia ucapkan. Sekarang, adab semisal ini hampirlah luntur. Teman mengajak bicara, anda malah sibuk dengan hp anda. Perlakuan seperti ini adalah bentuk tidak menghormati orang lain. Harusnya, jika hal itu sangat penting, anda hendaknya meminta izin terlebih dahulu untuk membalas chat di hp itu. Agar hal itu tidak menyakiti (menyinggung) perasaannya".


Kelima :
"Kita itu harus bisa menyimpan rahasia teman, jangan sebaliknya. Sebab, orang yang tidak bisa menyimpan rahasia orang lain, adalah orang yang tidak ada harganya sama sekali. Bahkan segenggam debu saja masih lebih berharga daripada orang yang tidak bisa menjaga rahasia temannya".


Dan masih banyak lagi pesan-pesan beliau yang tidak dapat kami muat disini. Semoga bermanfaat, Insya Allah kita bertemu kembali pada Ngaji Balagh Ramadhon di tahun depan. Aamiin...

والله اعلم


Dalam sebuah riwayat yang terdapat di dalam Kitab Mathlaul Badrin, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari meringankan dakwah dan fasilitas para penuntut Ilmu, dengan cara Berdonasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON :

Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711


اللهم صلی عل سيدنا محمد و عل الی سيدنا محمد

AGAR MENDAPAT RIDHO ALLAH SWT

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Al-Imam Haddad r.a mengatakan:
"Dan kamu harus terima dan ridho atas ketentuan Allah SWT. Karena sesungguhnya ridho dengan segala ketentuan Allah itu adalah hasil yang muncul dari kecintaan dan pengenalan terhadapnya. Dan memang sudah seharusnya orang yang mencintai pasti ridho dan senang atas perbuatan siapa yang dia cintai baik itu manis ataupun pahit".

Dalam Hadist Qudsi dikatakan :
"Orang yang tidak terima dengan ketentuan-Ku dan tidak sabar dengan ujian-Ku. Maka silahkan cari Tuhan selain Aku."

Rosulullah SAW bersabda : 
"Jika Allah SWT cinta kepada hamba-Nya,  pasti Allah uji mereka. Yang seneng maka akan mendapat ridho dari Allah. Dan yang tidak terima niscaya dapat murka dari-Nya."

Betapa pentingnya belajar Ilmu Tauhid, agar kita mengenal Allah. Dengan kita mengenal Allah, maka senantiasa kita ridho dengan apa-apa yang telah ditetapkan Allah kepada kita.

والله اعلم


Dalam sebuah riwayat yang terdapat di dalam Kitab Mathlaul Badrin, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari meringankan dakwah dan fasilitas para penuntut Ilmu, dengan cara Berdonasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON :

Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711


اللهم صلی عل سيدنا محمد و عل الی سيدنا محمد

AGAR AKHLAK MENJADI INDAH DAN MULIA

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Sepanjang pengalaman saya dalam bidang dakwah dan pergaulan dengan manusia. Saya mendapati ada suatu perkara penting yang selalu ditanyakan para remaja dan orang ramai.

1. Bagaimana menjadikan akhlakku indah dan mulia ??
2. Bagaimana saya dapat berakhlak dengan akhlak yang mulia ??

Perkara ini mempunyai 2 kaedah yang penting. Jika manusia mampu memahami dan beramal dengannya serta memberi perhatian kepadanya. Dia akan mendapati akhlaknya akan berubah menjadi baik sedikit demi sedikit.

Kaedah PERTAMA untuk berakhlak mulia ialah melayani manusia sebagaimana engkau menyukai Tuhan manusia melayanimu. Kaedah KEDUA ialah melayani manusia seperti mana engkau suka manusia melayanimu.

Keterangan :
Kalamul Al-Habib Muhammad As-saggaf

والله اعلم


Dalam sebuah riwayat yang terdapat di dalam Kitab Mathlaul Badrin, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari meringankan dakwah dan fasilitas para penuntut Ilmu, dengan cara Berdonasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON :

Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711


اللهم صلی عل سيدنا محمد و عل الی سيدنا محمد

KECERDASAN SYAIKH ABU FADHOL SENORI

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Kitab Durrul Farid syarah Jauharoh Tauhid. Ini adalah salah satu kitab favorite saya dalam Ilmu Tauhid. Saya sangat suka dan sangat cinta sekali dengan kitab ini. Gak tau kenapa, begitu pertama kali bertemu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Mau tahu siapa penulisnya?? Kok bisa buat saya begitu kesengsem (jatuh cinta) dengan kitab ini. Penulisnya adalah orang Indonesia. Alhamdulillah, Al-Faqir pernah masuk melihat perkampungan Desa Senori tempat kelahiran penulis. Desa yang begitu sederhana tapi mampu melahirkan Ulama kaliber dunia.


BIOGRAFI

Syaikh Abu Fadhol Senori (Mbah Ndul) dari Senori, Tuban, Jawa Timur. Nama beliau sangat harum di Indonesia. Meski beliau sudah wafat, namun nama beliau tidak bisa hilang dari ingatan semua orang. Bahkan berkat beliau, nama Senori juga ikut harum. Kisah beliau yang diceritakan oleh putra pertamanya (KH. Abdul Jalil), selalu menarik untuk disimak dan disuritauladani.

Sejak kecil, Mbah Ndul sudah menampakkan keanehannya dibanding dengan anak seusianya. Nakalnya luar biasa tapi kecerdasan dan keberaniannya juga diatas rata-rata. Setiap ada tamu yang sowan pada abah beliau (Kiai Abdusy Syakur). Wedang yang disuguhkan pasti akan dicicipi dulu seperti seorang guru yang memberi barokah pada santrinya.

Beliau suka bermain di markas Belanda yang ada di depan rumahnya. Dengan mudah beliau bisa bercengkrama dengan para londo totok. Tak heran bila beliau sudah mampu berbahasa Belanda dengan fasih.

Disaat usia 9 tahun, beliau sudah hafal Al-Qur'an dalam waktu 2 bulan. Padahal rata-rata orang menghapal Al-Qur'an itu butuh waktu 3 sampai 4 tahun. 15 juz yang awal ditempuh dalam 1 bulan, setiap 1 juz dibaca 3 kali (dalam satu jalsah) dan langsung hapal. Dan 15 juz yang akhir juga ditempuh (dalam satu bulan) dengan metode setengah juz dibaca 3 kali dan langsung hapal.

Beliau ketika kecil, sering nguping saat abahnya mengkaji kitab bersama santri-santri. Bila sang abah sudah selesai, gantian beliau yang membaca kitab yang sama sambil menerangkan isinya persis seperti keterangan abahnya. Beliau mengaji hanya kepada abahnya dan kepada Hadrotus Syekh KH. Hasyim Asy'ari (Tebu Ireng, Jombang). Itu pun hanya ditempuh selama 7 bulan.

Pada saat khatam ngaji Kitab Jurumiyyah, beliau bisa baca Taqrib dan Fathul Mu'in. Sewaktu khatam Kitab Kafrawi, beliau bisa baca Fathul Wahab. Dan ketika khatam Kitab Al-Fiyyah (usia 11 tahun) beliau sudah bisa ngajar sekaligus menulis kitab. Ketika khatam Kitab Uqudul Juman, gaya dan tata bahasa karangan beliau menjadi penuh warna dan bernilai sastra tinggi. Metode yang digunakan dalam mengajar santri-santrinya adalah sorogan dengan satu judul kitab sampai khatam, baru setelah itu ganti kitab lain. Hal ini bertujuan agar benar-benar bisa difaham dan meresap dalam dada. Menurut beliau, ilmu firro'si laa fil karrosi (Ilmu itu ada dikepala bukan dilampiran kitab).

Bila jam menunjuk pukul 1 malam, beliau bangun untuk melakukan qiyamullail sampai pagi. Malam-malam yang sepi dan sunyi itu diisi dengan dzikir pada Sang Kholiq. Sayup-sayup terdengar lantunan dzikir dan bacaan Al-Qur'an dari kamar pribadinya. Ketika menjelang subuh, dzikir itu ditutup dengan bacaan Hizib Saifi Mughni, Hizib Nashor dan Hizib Bahr.

Dalam sebulan beliau bisa mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 60 kali. Sedangkan dalam menambah keilmuan, setiap 10 hari bisa khatam 1 kitab besar. Itupun dalam keadaan setengah hapal isinya. Hal ini terbukti bila ada persoalan, beliau mampu menunjukkan jawaban disertai ta'birnya. Bagi beliau seakan-akan tidak ada masalah yang musykil apalagi mauquf. Sehingga KH. Zubair (pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang) menjulukinya dengan "Sang Kamus Berjalan".

Bila melakukan sholat selalu diawal waktu. Dalam memberi maui'dzoh atau khutbah, beliau bersikap serius namun mengena dan menyentuh perasaan. Sehingga para pendengarnya dibuat hening dan tak jarang menagis tersedu-sedu karena terbawa perasaan.

Mbah Ndul juga manusia biasa, punya anak dan keluarga yang butuh untuk dinafaqohi. Oleh sebab itu beliau juga bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Berbagai pekerjaan yang pernah dilakukaan dan dijalaninya yaitu menjadi buruh jahit, penjahit, bahkan jualan benang. 

Ketika beliau jualan benang, dari daerah Kerek,Tuban - Sedan,Rembang beliau tempuh dengan jalan kaki sambil memikul benangnya. Sebuah jarak yang sangat jauh dengan beban dipunggung yang tidak ringan. Selain itu beliau juga pernah jualan kain, membuka toko, reparasi sepeda pancal dan sepeda motor, membuat barang-barang elektronik (meski beliau tidak pernah belajar elektro sama sekali). Beliau juga pernah menjadi bos becak, mendirikan pabrik rokok dan lain sebagainya.

Yang mengherankan, setiap usahanya berkembang pesat seketika itu juga dihentikan dan diganti pekerjaan lain yang dimulai dari nol lagi. Hal ini semakin menguatkan keyakinan banyak orang bahwa beliau adalah sosok Kyai yang zuhud (tidak cinta dunia). Tujuannya bekerja hanyalah ibadah dan sekadar menuruti perintah Allah SWT semata bukan untuk mencari harta. Dengan memulai dari nol lagi tentu banyak kesulitan yang dihadapi. Semakin banyak kesulitan, kian banyak pahala yang akan didapatkan. Al-ajru biqodri ta'ab (Pahala tergantung dari nilai kepayahannya).

Jadi menurut beliau, segala sesuatu mesti diniati ibadah bahkan sampai dalam memberi nafaqoh istrinya pun tidak lepas dari dimensi ibadah. Beliau dalam memberi nafaqoh harian pada istrinya tidak memberikannya sekaligus sehari, tapi nafaqoh pagi diberikan pagi hari, nafaqoh siang diberikan siang hari dan nafaqoh sore diberikan sore hari. Ketika hal itu ditanyakan, jawab beliau "Agar banyak niatnya sehingga banyak pula pahalanya".

Dalam keseharian, beliau sangat sederhana dan bersahaja. Saking sederhananya ketika ta'ziah dalam wafatnya KH. Zubair Sarang, beliau sempat dicueki atau tidak dihormati oleh orang karena songkok hitam yang dipakai tidak lagi hitam tapi telah berubah warna menjadi merah. Baju yang dikenakan lusuh, hingga orang acuh memandangnya. Orang-orang baru tahu kalau itu adalah Mbah Ndul yang sangat terkenal itu. Tanpa sengaja MBah Maimun Zubair memergokinya ditengah jalan dan langsung menciumi tangan beliau lalu menempatkannya pada tempat yang layak.

Beliau telah menghasilkan dan menciptakan puluhan karya tulis. Beliau sudah menulis sejak masih remaja. Hanya yang patut disayangkan adalah karya tulisnya banyak yang tidak bisa dimanfaatkan, sebab sebagaian ada yang terkena banjir tatkala banjir besar tahun 1971 melanda Tuban. Dan yang sebagian lagi dibawa oleh murid-muridnya yang tersebar dimana-mana, sehingga sulit untuk melacaknya sekarang. Beliau dalam mengajar santrinya selalu mengarangkan materi pelajarannya baik yang berbentuk nastar maupun nadzom. Setelah selesai, kitab karangannya diberikan pada muridnya yang mengaji.

Diantara karangan beliau yang sudah beredar adalah :
1. Tashilul Masalik syarah Alfiyyah Ibnu Malik
2. Kasyfut Tabarih fi Sholatit Taraweh
3. Ahli Musamaroh fi Bayani Auli'il Asyroh
4. Durrul Farid fil Limit Tauhid
5. Dan beberapa karangan yang belum selesai seperti nadzom Bahjatul Hawi, Nadzom Jam'ul Jawami'.

والله اعلم


Dalam sebuah riwayat yang terdapat di dalam Kitab Mathlaul Badrin, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari meringankan dakwah dan fasilitas para penuntut Ilmu, dengan cara Berdonasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON :

Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711


اللهم صلی عل سيدنا محمد و عل الی سيدنا محمد

BERIKANLAH HADIAH

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Siapa sih yang nggak seneng dapet hadiah? Walaupun terkadang nilainya biasa saja, tapi bisa bikin hati berbunga-bunga bukan? Para Ulama Salaf senang sekali memberi hadiah karena Rasulullah SAW mengajarkan kita dalam hal tersebut. Kenapa?

تهادوا تحابوا

“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.“

Jika mendapat rezeki, berikan lah hadiah khususnya kepada kerabat kita. Dengannya bisa menguatkan tali silaturahmi dan meredam panasnya hati kepada sesama.

Dalam hadits lain disebutkan :

تهادوا فإن الهدية تذهب وحر الصدر

"Hendaknya kalian saling memberikan hadiah, karena hadiah dapat menghilangkan sifat benci di dalam dada."

Dan para Ulama Salaf jika memberi tidak pernah mengharap balasan dari orang lain. Karena mindset mereka adalah memberi bukan diberi. Jikalau dapat hadiah dari temannya, mereka bertanya dulu, "Apa hadiah ini murni hadiah atau karena balas budi atas pemberiannya dahulu?".

Jika murni hadiah mereka mau menerimanya. Jika tidak, mereka tidak mau menerimanya. Kenapa?? Menjaga hati agar benar-benar ikhlas dalam memberi. Ini nih yang harus kita tiru. Jangan kalau udah memberi malah berharap dibales lebih. Kalau kita dikasih hadiah gimana? Ucapin terimakasih. Jangan gengsi, karena :

من لم يشكر الناس لم يشكر الله

"Barangsiapa yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, berarti dia tidak bersyukur kepada Allah".

Berharap dapat hadiah dari orang boleh nggak?? JANGAN, sebab :

لا تقصد المخلوق و ربك اقرب
ومن قصد المخلوق لا شك يتعب

"Janganlah bertujuan kepada makhluk karena Tuhanmu lebih dekat. Dan barangsiapa yang tujuannya adalah makhluk, maka tidak ada keraguan kalau dia akan merasa capek."

Maka ayo, mulailah memberi. Jangan berharap diberi. Jika memberi, jangan berharap balasan dari pemberianmu. Berbuatlah karena Allah semata. Inilah yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Semoga kita dijadikan orang yang ikhlas dalam beramal karena Allah SWT.

Keterangan :
Saat kajian Kitab Tanbihul Mughtarrin, bersama Habib Jamal Ba'agil.

والله اعلم


Dalam sebuah riwayat yang terdapat di dalam Kitab Mathlaul Badrin, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari meringankan dakwah dan fasilitas para penuntut Ilmu, dengan cara Berdonasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON :

Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711


اللهم صلی عل سيدنا محمد و عل الی سيدنا محمد

APA TUJUANMU BELAJAR AGAMA ???

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Belajar agama tidak akan menjadikanmu keras hati, sombong dan merendahkan manusia. Tapi agar engkau lembut, berkasih sayang pada sesama, rendah hati serta menebar manfaat dimuka bumi. Jika setelah belajar agama lisanmu semakin pedas dengan celaan, sindiran, semakin sombong dan merendahkan manusia. Maka ada yang salah dengan dirimu.

Bisa jadi ilmu agama yang dipelajari tidak berkah. Karena cara menuntutnya yang tidak benar dan niat belajar yang tidak baik. Cukuplah menjadi contoh kisah Iblis yang diusir dan dilaknat. Karena sombong dan merendahkan manusia (Nabi Adam).

Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat zarrah dalam hatinya.” (HR. Imam Muslim)

Iblis diusir dari surga karena sombong. Kita belum tentu masuk surga, mengapa berlagak sombong? Setelah belajar agama fokuslah memberi dan menebar manfaat kepada manusia. Karena ukuran sukses adalah manfaat bukan hanya harta, ilmu dan jabatan semata.

Rasulullah SAW bersabda :
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Imam Ahmad, Shahihul Jami’ no.3289)

Semoga setelah belajar agama, kita dijauhkan dari sombong dan menjadi semakin bermanfaat bagi orang lain. Aamiin allahumma aamiin...

والله اعلم


Dalam sebuah riwayat yang terdapat di dalam Kitab Mathlaul Badrin, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari meringankan dakwah dan fasilitas para penuntut Ilmu, dengan cara Berdonasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON :

Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711


اللهم صلی عل سيدنا محمد و عل الی سيدنا محمد

ARI-ARI BAYI APAKAH HARUS DIKUBUR ???

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i
(Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan)

Ari-ari atau yang biasa disebut ketuban, yang keluar bersamaan dengan kelahiran bayi ada 2 macam. Pertama, selaput atau kulit tipis pembungkus bayi. Kedua, kulit tipis berisi air yang terletak diwajah bayi dan menutupi hidungnya. Lewat dari ari-ari yang kedua inilah fisik janin mendapatkan asupan makanan pertumbuhannya berjalan lancar.

Setelah kelahiran, saluran ari-ari yang sampai kepusarnya dipotong. Sesuai dengan tuntunan syariat, potongan ini lalu dikebumikan sebagaimana tangan atau anggota tubuh yang terpotong. Saat si pemiliknya masih hidup, sunnah dibungkus dengan kain dan dikebumikan.

Namun terkait masalah ini, terdapat beberapa masalah. Selain mengebumikannya, masyarakat biasa memberi benda-benda tertentu. Seperti sisir, cermin, gunting, bunga, lampu penerang dan lain sebagainya. 

Sebahagian orang menjelaskan, hal ini dilakukan memupuk asa atau tafa'ulan. Disamakan dengan penyajian aqiqah, yang disunnahkan tanpa memotong tulang hewan aqiqah. Dalam rangka tafa'ulan agar badan anggota anak yang di-aqiqahi selamat. Mereka berdalih dengan sebuah Hadits Nabi SAW :

كان لايتطير ولكن كان يتفاءل 

"Nabi saw tidak mengikuti tanda-tanda kesialan, tetapi mengikuti tanda-tanda keberutungan". (HR. Imam Hakim)

Sebagaimana yang tertera diberbagai kitab fiqih. Potongan anggota tubuh dari seseorang yang masih hidup itu sunnah dibasuh, dibungkus dengan kain dan lalu dikebumikan (tanam) dengan maksud memuliakan si pemiliknya. Maka membumikan ari-ari layak untuk dilestarikan dalam rangka memuliakan si bayi. 

Sementara pemasangan lampu ditempat ari-ari ditanam, apabila tujuannya untuk menghidarkannya dari dirusak oleh hewan (binatang). Sekaligus asumsi tafaulan agar si bayi terang fikirannya dan hatinya, hal ini DIPERBOLEHKAN. Mengingat tindakan pemasangan lampu tersebut termasuk hal yang boleh dilakukan. Dan bisa menjadi media husnuzhon kepada Allah SWT akan memberikan kelakukan yang baik pada si bayi kelak .

Namun, apabila pemberian penerangan (lampu) tersebut bukan karena untuk menghindarkan ari-ari dari dirusak hewan (binatang). Semisal karena tempat penanaman ari-ari aman dari jangkauan hewan yang bisa merusaknya. Maka pemasangan lampu, pemberian bunga-bunga, benda semisal sisir, kaca dll hukumnya adalah DIHARAMKAN. Karena mensia-siakan harta (tabdzir) yang tiada manfaatnya. 

Al-Faqir diajarkan oleh salah satu guru Al-Faqir, ketika hendak menanam ari-ari hendaknya dibacakan doa antara lain :
1. Shalawat kepada Nabi.
2. Dua kalimat syahadat.
3. Surah fatihah dua kali.

Sumber :
1. Kitab Hasyiyah Nihayatul Muhtaj (Imam Ali As-Syibramalisi) ; juz 1 ; hal 357
2. Kitab Hasyiyah Bujairomi (Asy-Syaikh Sulaiman Al-Bujairomi) ; juz 1 ; hal 352
3. Kitab Mughnil Muhtaj (Asy-Syaikh Syirbini Al-Khotib) ; juz 2 ; hal 32-33
4. Kitab Hasyiyah Jamal 'ala Fath Wahhab ; juz 7 ; hal 265
5. Kitab Nihayatul Muhtaj (Asy-Syaikh Syihabuddin Ar-Ramli) ; juz 2 ; hal 494-495
6. Kitab Hasyiyyah Bajuri (Asy-Syaikh Ibrohim Al-Bajuri) ; juz 1 ; hal 380

والله اعلم


Dalam sebuah riwayat yang terdapat di dalam Kitab Mathlaul Badrin, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa menolong/membantu Penuntut Ilmu dan Orang Berilmu, maka ia mendapat pahala seperti pahala membangun 70 Ka'bah".

Mari meringankan dakwah dan fasilitas para penuntut Ilmu, dengan cara Berdonasi
Anisah Izzati
BRI 53070102629753

FOLLOW US ON :

Facebook
https://m.facebook.com/Majlis-Talim-al-Kamal-Medan-2266238913649987/

Instagram
https://www.instagram.com/mt_alkamal/?hl=id

Kalam Ustadz
https://instagram.com/alkitaabah?igshid=1s85ptebr2kne

Blog Website
https://majlistaklimalkamal.blogspot.com

Youtube
https://youtu.be/c3IT81KzLsM

Contact Person
+62812-6084-9711


اللهم صلی عل سيدنا محمد و عل الی سيدنا محمد

PESAN BERHARGA UNTUKMU

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i  (Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan) Diantara pesan...