Thursday, January 30, 2020

RANGKUMAN KAJIAN HADITS KITAB AL-JAMI' ASH-SHOGIR


28Januari 2020
Di Seketariat Majlis Ta'lim al-Kamal Medan/Ponpes Salafiyah Miftahussurur Medan.

*Hadits No 6* :

آخر ماأدرك الناس من كلام النبوة الأولى "إذا لم تستح فا صنع ما شئت". 

*Artinya* : _"Ucapan terakhir yang diketahui manusia dari ucapan kenabian pertama : Apabila engkau tidak merasa malu, maka lakukanlah apa yang engkau inginkan"_. 

*Penjelasan* : 
Barangsiapa yang tidak punya sifat malu, berbuatlah sesuka hati.

al-Imam al-Munawi menyebutkan dalam kitabnya *Faidhul-Qodir Syarh Jami'us-Shoghir* :

_"Malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan - perbuatan yg buruk dan tercela, sehingga sifat malu tersebut menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat, serta mencegah dari sikap melalaikan hak orang lain"_. 

Malu terbagi kepada tiga macam :
(1) Malu yang mendatangkan pahala, yaitu sifat malu melakukan perbuatan maksiat. Orang yg menjaga dirinya dari melakukan maksiat disebabkan malu kepada Allah, maka malu jenis ini mendatangkan pahala.
(2) Malu yang mendatangkan Dosa, yaitu sifat malu melakukan ibadah wajib. Seumpama seseorang ketika diajak temannya untuk melaksanakan sholat fardhu. Ia pun menjawab "nantilah, saya belum siap, malu saya mau shalat". 
Atau seorang wanita ketika diserukan kepadanya untuk menutup aurat, ia pun berujar "nantilah, saya belum siap untuk menutup aurat, saya malu karena hati saya masih kotor". 
Maka malu jenis ini mendatangkan dosa.
(3) Malu yang tidak mendatangkan pahala maupun dosa, yaitu malu thobi'at. Seumpama seseorang yang dimintai sambutan dalam sebuah acara, namun ia menolaknya karena sebab malu. 

asy-Syaikh Ibnul- Qoyyim berkata :

_"Kuatnya sifat malu pada diri seseorang disebabkan kondisi hati yang hidup. Sedangkan sedikit sifat malu disebabkan kematian hati"_. 

Hati seorang hamba akan menjadi sehat dan kuat apabila pemiliknya menempuh tiga tindakan:
(1) Menjaga kekuatan hati. Kekuatan hati akan terjaga dengan iman dan wirid-wirid ketaatan.
(2) Melindunginya dari segala gangguan/bahaya. Perkara yang membahayakan itu adalah dosa, (3) Kemaksiatan dan segala bentuk penyimpangan.
Mengeluarkan zat-zat perusak yang mengendap di dalam dirinya. Yaitu dengan senantiasa melakukan taubat nasuha dan istighfar untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukannya.

Setidaknya ada 5 hal yang dapat mengobati hati, sebagaimana dijelaskan dalam _*kitab Kifayatul Atqiya*_ karya as-Sayyid Abu Bakr. *Pertama*, membaca Al-Qur’an dengan penghayatan arti dan maknanya. *Kedua*, membiasakan diri dalam kondisi tidak kenyang atau dengan banyak berpuasa. *Ketiga*, beribadah di waktu malam, baik dengan shalat, membaca Al-Qur’an, berdzikir dan sebagainya. *Keempat*, mendekatkan diri kepada Allah sedekat dekatnya di waktu sahur. *Kelima*, berkumpul dengan orang-orang yang shaleh, yang dapat membimbing dan menjadi cermin kehidupan yang lebih baik.

*Wallahu A'lam*

*Jadwal Kajian Kitab Jamiusshoghir.* 👇🏻
*Waktu* :
- Setiap Ba'da Shalat Subuh - Isyroq.
Senin - Sabtu.
Hanya Hari Ahad Saja Yang Libur.
*Tempat* : Seketariat Majlis Ta'lim al-Kamal Medan, Jl Garu 2 B Gg Setia (Dekat Puskesmas)  Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas.

*TERBUKA UNTUK UMUM*

PENTINGNYA MENJAGA PERSATUAN ANTAR ANAK BANGSA


Dahulu di Yatsrib "sekarang Madinah". Penduduk aslinya adalah kaum Yahudi dari suku Qoinuqa, Nadhir dan Uraidhah. Kemudian para pendatang dari Yaman pun berdatangan ke Yatsrib. Mereka adalah suku Aus, Khazraj dan Qailah. 
Dengan keberagamaan suku dan budaya di Yatsrib, tak jarang sering terjadi pertikian bahkan peperangan di antara suku - suku yang ada. 
Rasulullah saw melalui _Mitsaq Madinah_ (Piagam Madinah) berhasil mempersatukan seluruh suku - suku tersebut.
Melalui Piagam Madinah ini, Rasulullah saw membentuk masyarakat modern yang memiliki tatanan, aturan, dan hukum yang berlaku egaliter untuk semua masyarakatnya yang begitu plural baik suku, agama, maupun rasnya. 
Belajar dari sejarah Piagam Madinah ini, Indonesia dengan pancasila-nya ibarat Madinah dengan Piagam Madinah-nya. Keduanya membingkai dan mengikat keragaman menjadi satu kekuatan dan kesatuan yang dahsyat. Dengan semangat _Bhinneka Tunggal Ika_ atau Sumpah Pemuda yang digelorakan oleh pendahulu - pendahulu negeri ini, keragaman itu bisa dikelola menjadi kekuatan hebat yang membesarkan Indonesia.

(Disampaikan Pada Kajian Kitab _*Munyatul-Musholli*_ , Pada Malam Kamis 22 Januari 2020).

Wednesday, January 22, 2020

BERNYANYI SEBAGAI PROFESI

Dalam sejarah Islam, juga Arab, penyanyi benar - benar menjadi profesi bersamaan dengan munculnya istilah _mukhonnatsun_ (pria yang bersikap feminim). Di akhir abad ke-tujuh Hijriyah, Thuways (w. 710) memperkenalkan ritme ke dalam musik Arab, sekaligus memelopori generasi penyanyi Islam.
(Lihat : _History Of The Arabs_, hlm 342 - 343). 

Muridnya, Ibnu Suraij (w. 726) dipandang oleh sebagian kalangan sebagai salah satu dari empat penyanyi terbesar Islam, selain al-Garid, Ibnu Muhriz, dan Ma'bad. Nama terakhir ini adalah penyanyi favorit beberapa keluarga Dinasti Umayyah. Konser - konser dan pementasan musik kemudian menjadi suatu tradisi yang berlangsung di rumah - rumah istri bangsawan.
Lantas bagaimana hukumnya bila bernyanyi menjadi sebuah profesi (pekerjaan)? 

Dalam fikih Syafi'iyyah, _qaul azhar_ (pendapat terunggul) banyak menyebut bernyanyi sebagai ihwal makruh, atau paling ramah adalah  mubah. Imbasnya bernyanyi yang terlanjur menjadi profesi sehari - hari untuk mengais nafkah, hukumnya juga makruh atau mubah. Fee atau gaji bagi mereka juga tidak dianggap haram. Namun, pada putusan ini mereka memberi anotasi ketat, boleh hanya ketika di dalamnya tidak terkandung maksiat. 
Yang perlu diperhatikan adalah betapapun menurut fikih Syafi'iyyah menghukumi makruh atau mubah terhadap profesi penyanyi, mereka tetap menggolongkan profesi ini sebagai profesi rendahan. Rendahan, karena para penyanyi dengan seringnya mereka menggelar konser  dan pentas --- dianggap kurang normal akalnya  (safih) dan tertolak persaksiannya di hadapan hakim.
(Lihat : _Majmu' Syarh al-Muhadzdzab_, Juz 22, hlm 216). 

Sementara menurut Hanabilah (Madzhab Hanbali), memberikan perlakuan lebih berat daripada Syafi'iyyah. Dalam ruang fikih mereka, baik pekerjaan maupun upah yang diterima penyanyi adalah haram. 
Yang lebih berat lagi adalah apa yang dicetuskan Hanafiyah, tidak hanya sekedar haram, akan tetapi bernyanyi memiliki imbas dosa besar. 
(Lihat : _al-Bahr ar-Rahiq_,  juz 18, hlm 288). 

*Tulisan ini Bersumber Dari* :
Buku *Trilogi Musik, Nuansa Musik Dalam Kontruksi Fikih, Tradisi Tasawuf dan Relevansi Dakwah*, hlm 81 - 83.

*Wallahu A'lam*

PENTINGNYA NIAT DALAM PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR

Seorang pengajar jangan sampai merasa yang membuat pintar murid - muridnya adalah dirinya. Karena yg membuat pintar itu adalah Gusti Allah. Sehingga dalam mengajar hendaknya tidak diniati untuk membuat pintar orang lain, sebab jika murid ternyata tidak pintar, akhirnya menyebabkan si pengajar menjadi tidak ikhlas dan marah - marah. 
Mengajarlah dengan niat *Nasyrul-Ilmi* (Menyebarluaskan ilmu).
Adapun seorang pelajar dalam belajar jangan sampai beranggapan bahwa yg membuat pintar dirinya adalah majlis atau pondoknya. Inti dari semua itu, faham atau tidak faham yang penting Ngaji, yg penting belajar. Faham atau tidak faham yang penting hadir di majlis, hadir di pondok. 
Yg penting belajar saja dengan sungguh - sungguh, kepintaran itu hadiah dari Gusti Allah.
Tapi yang jelas bahwa Usaha tidak akan mengkhianati Hasil. 
Sekalipun anda tidak dapat memahami materi yg disampaikan, tp dengan hadirnya anda di majlis tersebut, setidaknya mendapatkan berbagai macam fadhilah (keutamaan) menuntut ilmu atau fadhilah (keutamaan) majlis yg banyak ragamnya. 
Niatkan hadirmu di majlis adalah untuk mensyukuri nikmat Akal yg diberikan oleh Gusti Allah.
Dengan niat - niat seperti ini, menjadikan hati kita tidak bergantung kepada makhluk"_.

Disampaikan pada kajian tauhid, kitab _*Bidayatul Hidayah*_, 8 Januari 2020 di kediaman al-Ustadz Wardhani/Majlis Ta'lim al-Kamal Lubuk Pakam.
*Oleh* : al-Ustadz Sumitra Nurjaya (Pimpinan Majlis Ta'lim al-Kamal/Ponpes Salafiyah Miftahussurur)

RANGKUMAN KAJIAN KITAB SULLAM AT-TAUFIQ

Tentang Azab Kubur (Bag 2).
Selasa 7 Januari 2020.
Di Seketariat Majlis Ta'lim al-Kamal Medan/Ponpes Salafiyah Miftahussurur Medan.

*Pemateri* : Khodimul-Majlis/Ma'had al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd.i

*Pertanyaan* :
1. Apa sajakah penyebab dan penyelamat azab (siksa) kubur?
*Jawab* : 
Yang dapat menyebabkan seseorang mendapat azab (siksa) kubur antara lain : 
- Dusta (berbohong)
- Berkhianat (tidak amanah)
- Namimah (mengadu domba) 
- Ghibah 
- Air Kencing 
- Dan lain - lain.
(Rujukan : Kitab *Tanbih al-Ghofilin*). 

Terkait masalah air kencing ada beberapa hadits, di antaranya :

*Rasulullah saw bersabda* : _"Penyebab utama ditimpakan azab (siksa) kubur adalah air kencing, karena itu bersucilah kalian darinya"_. (H.R al-Bazzar dalam _Kasyful-Atsar_, Juz 1, hal 129. Dan H.R al-Hakim, Juz 1, hal 184). 

*Rasulullah saw bersabda* kepada Maimunah : _"Wahai Maimunah, sesungguhnya salah satu siksa kubur yang paling berat adalah disebabkan karena mengumpat (ghibah) dan air kencing"_. (H.R al-Baihaqi, dalam _Itsbat 'Adzab al-Qabr_, no 232). 

Yang dapat menyelamatkan dari azab (siksa) kubur antara lain :
- Menjaga shalat
- Bersedekah 
- Membaca al-Qur'an 
- Memperbanyak Membaca tasbih 
- Dan lain - lain.
(Rujukan : Kitab *Tanbih al-Ghofilin*). 

*Pertanyaan* :
2. Kenapa manusia pada umumnya tidak dapat mendengar azab (siksa)  kubur? 
*Jawab* :
Menurut asy-Syaikh Badruddin al-'Aini bahwa azab (siksa) kubur itu termasuk hal ghaib yang wajib diimani oleh manusia. Jika hal tersebut diperlihatkan, maka ujian keimanan tentang hal - hal ghaib sudah tidak lagi diperlukan. Orang - orangpun semua akan ta'at kepada Allah karena takut akan azab (siksa) kubur. Bahkan seandainya manusia mendengar azab (siksa) kubur, pasti akan pingsan tidak sadarkan diri. 
(Rujukan : Kitab *Umdatul-Qori*). 

*Pertanyaan* :
3. Bagaimana sajakah bentuk - bentuk azab (siksa) kubur itu? 
*Jawab* :
Menurut al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbali Bentuk azab (siksa) kubur beraneka ragam banyaknya dan bentuknya, antara lain :
- Dipukul dengan batangan besi atau semacamnya
- Disiksa oleh ular dan kalajengking
- Kepalanya dipukul dengan batu dan mulutnya dirobek - robek
- Dihimpit liang kubur hingga lepas tulang - belulangnya. 
- Dan lain - lain.
(Rujukan : Kitab *al-Barzakh*). 

*Faedah* :
Siapa yg membaca doa ini ketika ziarah kubur, insya Allah si mayyit dibebaskan dari azab (siksa) kubur :

أللهم بحق محمد وآل محمد

_"Allahumma bihaqqin Muhammad wa aali Muhammad"_.

Wallahu A'lam.

*Jadwal Kajian Kitab Sullamut Taufiq* 👇🏻
*Waktu* :
- Senin & Selasa Pukul 13.45 - 15.00 Wib
- Rabu Pukul 16. 30 - 17.30 Wib
*Tempat* : Seketariat Majlis Ta'lim al-Kamal Medan, Jl Garu 2 B Gg Setia (Dekat Puskesmas)  Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas.

*TERBUKA UNTUK UMUM*

Monday, January 6, 2020

Tata Cara Berwudhu Bagi Wanita Yg Mengalami Keputihan Atau Istihadhoh


Bagi wanita yg mengalami istihadhoh, atau selalu hadats (da'imul hadats), seperti keluar keputihan dari dalam tubuh, maka ketika hendak shalat harus mengikut aturan berikut :

1. Membersihkan farji dari najis yg keluar.
2. Menghentikan darah atau cairan keputihan dengan dua cara, 
- menyumbat dengan semacam kapuk atau mengikat dengan kain dengan model seperti celana pesumo (mirip pampers) dengan ikatan kuat (tidak cukup hanya menggunakan sekedar pembalut atau sejenisnya). Jika salah satunya belum mencukupi, maka dua cara tersebut wajib dilakukan. Kemudian jika darah tersebut masih keluar, maka dihukumi ma'fu. atau tembus sampai bagian luar, hukumnya tidak apa - apa karena dhorurot. 
Penyumbat farji harus dimasukkan lebih ke dalam dari anggota farji yg tidak wajib disucikan saat istinja'. Agar ketika shalat, ia tidak dihukumi membawa sesuatu yg bertemu dengan najis.
3. Wudhu dengan _muwalah_ (terus - menerus), yaitu dalam membasuh anggota wudhu, anggota yg dibasuh sebelumnya masih basah (belum sampai kering). Dan niat wudhunya adalah :

نوئت الوضوء لإستباحة الصلاة فرضا لله تعالى 

_Nawaitul wudhu'a li ishtibahatis-sholati fardhon lillahi ta'ala_

4. Begitu selesai wudhu, ia harus langsung melaksanakan shalat, tidak boleh menunda - nundanya lagi. Kecuali karena untuk kemashlahatan sholat seperti menutup aurat, menjawab azan, menanti jama'ah dan lain - lain. 

*Rujukan* : 
Buku _Uyunul Masa-il Linnisa'_. 
Sumber Rujukan Permasalahan Wanita (Haid), hal 102 - 104.

Friday, January 3, 2020

ADAKAH OBAT YANG TIDAK ADA EFEK SAMPINGNYA


Dalam kitab _ath-Thibbun Nabawi_,  al-Imam Abu Abdillah al-Maqdisi mengungkapkan bahwasanya al-Ashmu'i bercerita :

Khalifah Harun ar-Rasyid pernah mengumpulkan empat orang dokter dari Irak, Romawi, India dan Negro. Selanjutnya, ia berkata : _"Coba berikan resep obat yg tidak menimbulkan efek samping?"_. 

*Dokter Romawi berkata* : _Biji Rasyad (Selada Air)_.
*Dokter India berkata* : _Air Panas_. 
*Dokter Irak berkata* : _Halilaj (Terminalia chebula) hitam_. 

Adapun dokter asal Negro adalah orang yg paling luas wawasannya di antara mereka.
Ia pun berkata :
_"Biji Rasyad menyebabkan kelembapan, air panas menyebabkan lambung mengendur, dan halilaj menyebabkan lambung menipis_. 

Kemudian mereka berkata kepada dokter Negro : _"Jadi, obat apa yg tidak ada efek sampingnya?_. 

*Dokter Negro menjawab* : 

_"Obat yg tdk menimbulkan efek samping adalah menyantap makanan saat anda berselera dan berhenti makan saat anda masih berselera_. 

Sesuai dengan firman Allah swt :

وكولوا واشربوا ولاتسرفوا 

*Artinya* : _Makan dan minumlah dan jangan berlebihan_. (Q.S al-A'raf 31). 

Dan disebutkan dalam Hadits :

نحن قوم لا نأكل حتى نجوع وإذا أكلنا لا نشبع

*Artinya* : _“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang“_. 

*Referensi* : 
Buku _Keajaiban Resep Obat Nabi saw Menurut Sains Klasik & Modern_,  hal 340 - 341.

Wednesday, January 1, 2020

Macam - Macam Iman


1. Iman _Muqallid_ (Orang Yg Taqlid)
Keimanan _Muqallid_ berdasarkan pada apa yang di ajarkan gurunya, tanpa dalil, inilah bentuk keimanan mayoritas orang muslim yg awwam.

2. Iman orang - orang yg mempelajari dalil
Yaitu keimanan yg berasal dari ilmu yg muncul karena mengetahui 50 akidah beserta dalilnya.

3. Iman ahli _Muroqobah_ yaitu keimanan yg berasal dari _'iyan_, maksudnya iman yg muncul karena _Muraqabah_ hati pada Allah. 
_Muraqabah_ dalam arti senantiasa merasa diawas-awasi oleh Allah, sehingga orang tersebut takut untuk berbuat dosa.

4. Iman _'Arifin_ yaitu keimanan yg berasal dari _haq_ (kebenaran), maksudnya imannya orang yg telah mampu _musyahadah_ kepada Allah dengan hatinya.

5. Iman orang yg bermaqam _Fana'_, yakni iman yg berasal dari hakikat, maksudnya iman yg muncul karena _musyahadah_, tidak melihat apapun selain Allah.

6. Iman _haqiqah al-haqiqah_,  hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rasul, selain mereka tidak bisa mencapainya.

*Referensi* :
Terjemah Tauhid _Sabilul 'Abid 'Ala Jauharah at-Tauhid_, hal 49 - 50. 
Karya K.H Sholeh Darat 
Mahaguru Ulama Besar Nusantara 1820 - 1903 M.

MAAFKANLAH MEREKA


Mereka yg menyakitimu, maafkanlah.
Mereka yg mengkhianati, maafkanlah.
Mereka yg mencelamu, maafkanlah.
Mereka yg menghinamu, maafkanlah.
Mereka yg mencercamu, maafkanlah.
Mereka yg memfitnahmu, maafkanlah.
Siapa saja yg telah membuat hatimu terluka, maafkanlah.

Kenapa harus memaafkan?? 
Sebab kemaafan dekat dengan ketaqwaan.

وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۚ

*Artinya* : _Dan jika engkau memaafkan, itu lebih dekat pada takwa_. (Q.S al-Baqarah 237).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ

*Artinya* : _Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah engkau tidak suka bahwa Allah mengampunimu?_ (Q.S an-Nur : 22). 

Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman :

فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

*Artinya* : _maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik_ (Q.S al-Maidah : 13). 

Orang yg mampu memaafkan hinaan dan cacian atau bahkan ancaman dari pihak lain, adalah orang yg kukuh psikologinya, sehat jiwanya, tenang kehidupannya, baik hubungannya dengan pihak lain, dan tidak banyak mengalami konflik.

Jangan mudah terpancing amarah dan gegabah bereaksi atas tindakan pihak lain yg menyinggung. Inilah yg akab menhadirkan simpati dan cinta kasih serta menyelamatkan manusia dari perpecahan.

Kiranya, begitu penting berlapang dada memaafkan kekeliruan pihak lain. Sebab, pendendam berpotensi memiliki peningkatan kekentalan darah, ketegangan otot, tekanan darah tidak stabil, bahkan cenderung stress. Ini tidak terjadi pada pemaaf. Itu sebabnya Rasulullah saw memaafkan para musuhnya ketimbang menuruti dendamnya, kendati bukan berarti beliau sama sekali tidak pernah marah.

Di awal tahun ini maafkan semua orang yg pernah menyakiti dan melukai hatimu. 
Buang setiap amarah dan dendam, jangan biarkan kedua sifat ini bersemayam dalam hati.

Alfaqir selaku orang yg banyak salahnya, memohon maaf dan ridho kepada semua pihak yg sekiranya alfaqir pernah menyakiti atau melukai hati kalian semua.
dan alfaqir juga memaafkan kesalahan kalian2, yg pernah menyakiti dan melukai hati alfaqir. 

Semoga di tahun ini hidup kita mendapat keberkahan yg melimpah dan semakin bertambah sholeh pula.
Amiin.

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

PESAN BERHARGA UNTUKMU

Oleh : Al-Ustadz Sumitra Nurjaya S.Pd,i  (Pimpinan Majelis Taklim Al-Kamal Medan & Pondok Pesantren Miftahussuruur Medan) Diantara pesan...