28Januari 2020
Di Seketariat Majlis Ta'lim al-Kamal Medan/Ponpes Salafiyah Miftahussurur Medan.
*Hadits No 6* :
آخر ماأدرك الناس من كلام النبوة الأولى "إذا لم تستح فا صنع ما شئت".
*Artinya* : _"Ucapan terakhir yang diketahui manusia dari ucapan kenabian pertama : Apabila engkau tidak merasa malu, maka lakukanlah apa yang engkau inginkan"_.
*Penjelasan* :
Barangsiapa yang tidak punya sifat malu, berbuatlah sesuka hati.
al-Imam al-Munawi menyebutkan dalam kitabnya *Faidhul-Qodir Syarh Jami'us-Shoghir* :
_"Malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan - perbuatan yg buruk dan tercela, sehingga sifat malu tersebut menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat, serta mencegah dari sikap melalaikan hak orang lain"_.
Malu terbagi kepada tiga macam :
(1) Malu yang mendatangkan pahala, yaitu sifat malu melakukan perbuatan maksiat. Orang yg menjaga dirinya dari melakukan maksiat disebabkan malu kepada Allah, maka malu jenis ini mendatangkan pahala.
(2) Malu yang mendatangkan Dosa, yaitu sifat malu melakukan ibadah wajib. Seumpama seseorang ketika diajak temannya untuk melaksanakan sholat fardhu. Ia pun menjawab "nantilah, saya belum siap, malu saya mau shalat".
Atau seorang wanita ketika diserukan kepadanya untuk menutup aurat, ia pun berujar "nantilah, saya belum siap untuk menutup aurat, saya malu karena hati saya masih kotor".
Maka malu jenis ini mendatangkan dosa.
(3) Malu yang tidak mendatangkan pahala maupun dosa, yaitu malu thobi'at. Seumpama seseorang yang dimintai sambutan dalam sebuah acara, namun ia menolaknya karena sebab malu.
asy-Syaikh Ibnul- Qoyyim berkata :
_"Kuatnya sifat malu pada diri seseorang disebabkan kondisi hati yang hidup. Sedangkan sedikit sifat malu disebabkan kematian hati"_.
Hati seorang hamba akan menjadi sehat dan kuat apabila pemiliknya menempuh tiga tindakan:
(1) Menjaga kekuatan hati. Kekuatan hati akan terjaga dengan iman dan wirid-wirid ketaatan.
(2) Melindunginya dari segala gangguan/bahaya. Perkara yang membahayakan itu adalah dosa, (3) Kemaksiatan dan segala bentuk penyimpangan.
Mengeluarkan zat-zat perusak yang mengendap di dalam dirinya. Yaitu dengan senantiasa melakukan taubat nasuha dan istighfar untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Setidaknya ada 5 hal yang dapat mengobati hati, sebagaimana dijelaskan dalam _*kitab Kifayatul Atqiya*_ karya as-Sayyid Abu Bakr. *Pertama*, membaca Al-Qur’an dengan penghayatan arti dan maknanya. *Kedua*, membiasakan diri dalam kondisi tidak kenyang atau dengan banyak berpuasa. *Ketiga*, beribadah di waktu malam, baik dengan shalat, membaca Al-Qur’an, berdzikir dan sebagainya. *Keempat*, mendekatkan diri kepada Allah sedekat dekatnya di waktu sahur. *Kelima*, berkumpul dengan orang-orang yang shaleh, yang dapat membimbing dan menjadi cermin kehidupan yang lebih baik.
*Wallahu A'lam*
*Jadwal Kajian Kitab Jamiusshoghir.* 👇🏻
*Waktu* :
- Setiap Ba'da Shalat Subuh - Isyroq.
Senin - Sabtu.
Hanya Hari Ahad Saja Yang Libur.
*Tempat* : Seketariat Majlis Ta'lim al-Kamal Medan, Jl Garu 2 B Gg Setia (Dekat Puskesmas) Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas.
*TERBUKA UNTUK UMUM*